Terhimpit Koloni Urban

Dimana saat panca indra menjadi perangkat pelengkap
Suatu penemuan mutakhir
Dimana transmigrasi menjadi opini jalan keluar
Yang tertelan bulat bulat oleh nalar
Dimana kumpulan asap kendaraan
Berpacu dengan tetesan keringat serta darah
Dimana perbedaan menjadi
Boomerang untuk berperang
Dimana kebutuhan menjadi
Nyawa dalam hidup
Dimana kata "Halal Asal Kuat Iman"
Hanya terlintas di logika

Dimana budaya asli harus berkolaborasi
Dengan budaya asing
Atau akan terinjak budaya lain
Dimana bongkahan nurani kalian?
Malah serpihan duri yang kalian tebar
Dimana tahta seolah menjadi tulang
Yang diperebutkan oleh
Anjing anjing kumuh kelaparan
Dimana uang bisa membeli kebahagiaan
Dimana sifat kemanusiaan kalian?
Dimana hak setiap manusia yang terlahir setara?
Dimanakah kalian temukan senyuman penghianatan?
Dimana egoisasi menjadi ambisi?

Yang saya mau hanya satu :
"Koloni Urban Terhimpit Sifat Manusiawi Koloni Suburban".

Quotes by : Fariz Syarif

Dimana Rimba Sang Pelangi

Aku orang yang berlindung
Di bawah cahaya bulan berjanji
Akan mengejar matahari
Sampai sinarnya tak hangatkan
Jiwa yang dingin ini

Dan mencari indahnya pelangi
Sampai bertemu rimbanya

Walaupun hujan
Mengirimkan rintiknya
Untuk menghentikan langkahku

Walaupun petir menakutkan
Dengan mengirimkan gemuruhnya
Untuk menjegal langkahku

Aku kan mencari rimba
Rimba sang pelangi itu

Dan jika pelangi itu
Berlabuh di karang yang kokoh
Maka akan ku aliri air
Sampai karangnya
Sedikit demi sedikit terkikis

Dan jika pelangi itu
Berlabuh di merapi
Maka akan ku tunggu
Sampai magma dan laharnya
Tumpah ke tanah
Dan membuatnya menjadi
Sumber tani yang bermanfaat

Quotes by Fariz Syarif

XII IPS 2 10


Menanti Raja Hari

Hidup, hidup mungkinkah lebih baik, kepada kita yang menjalani hidup cukup baik, menurut kita pribadi,  kurang baik dari sisi kelam mana kita kurang baik, menurut si kurang baik, kita memang kurang baik, ya manusia hanya bisa melihat dengan mata kepalanya, bukan dengan mata hati telanjangnya. 

Jarum jam berputar ke kanan  dengan detaknya salaing berpacu dengan dentuman jantung ini, peduli apa untuk hari esok, dengan segala bosannya, sudah dapat terbayangkan, gerak tubuh pun tak beraturan, lebih baik diam melihat benda di sekeliling hingga pandangan menjadi blur, lamunan ini sedikit berarti dengan nada tak beraturan di telinga, di mulai dan di berhentikan di tengah tengah liriknya, ya hanya bisa mendengar sampai mata terlelap pulas, namun tak begitu.

Melihat kepulan kabut bercampur asap, di bawah sang bulan ceria di pagi hati tak bahagia, karena salalu harinya tak melihat sang raja hari naik perlahan menghangati sisa purnama yang di sapu gerombolan angin, dan ketika suara merdu pukul setengah lima berkumandang bersahut sahutan dengan ayam, waktu tanda menghadap sang pencipta dan berdoa mimpi indah sampai kembali ke dunia nyata, selamat datang cakrawala semoga kita bertemu esok pagi.

Quotes by Fariz Syarif